Profesi agen asuransi naik pamor.
Pemberdayaan jaringan (networking) dan iming-iming komisi menggiurkan
menjadi alasan bagi sejumlah pegawai melakoninya.
Dalam sepuluh tahun terakhir terjadi
perubahan pandangan masyarakat terhadap agen asuransi. Profesi yang sebelumnya
dicibir dan bukan pilihan prioritas bagi pencari kerja, kini mulai diminati
banyak orang.
Yang tidak kalah serunya adalah
masuknya kalangan pegawai dan pengusaha menjadi agen asuransi. Pemberdayaan
jaringan (networking) pertemanan menjadi alasan kenapa profesi ini
dilirik.
“Wow, sekarang banyak yang
begitu. Pekerjaan tidak ditinggalkan, tapi coba nyari tambahan dengan
menjadi agen. Yang pengusaha juga ada (jadi agen asuransi),” kata Eko Pamuji, Business
Director PT Allianz Life Indonesia.
Dia menerangkan, ada yang tetap
mempertahankan pekerjaannya, tapi ada pula yang banting stir sebagai agen
asuransi. Mereka pun mengikuti ujian sertifikasi agar makin profesional dan
mumpuni pengetahuan asuransinya.
Faktor lain beralihnya kalangan
pegawai dan pengusaha, serta mulai banyaknya pencari kerja melirik agen
asuransi karena perubahan pemahaman masyarakat tentang asuransi. Saat ini sudah
banyak masyarakat yang mau membeli premi asuransi untuk melindungi diri, yang
disesuaikan kebutuhan.
“Lebih dari itu, asuransi pun sudah
menjadi media investasi pilihan bagi banyak orang,” kata Eko.
Mulanya Rina hanya sambil lalu saja
menjadi agen asuransi Prudential. Pekerjaannya sebagai reporter disebuah koran
ekonomi saja sudah menyita waktunya. Tidak terlintas dalam benaknya
memanfaatkan kedekatan dengan narasumber untuk memuluskan profesi sambilannya
itu.
Pemikirannya berubah saat berhasil
mendapatkan nasabah yang mau membeli premi asuransi sebesar Rp250 juta.
Terkejut adalah ekspresi pertama saat mendengar angka yang disebutkan nasabah.
Atas pencapaian itu, menjadi agen asuransi pun dikerjakan terus tanpa mengganggu
aktivitasnya sebagai reporter.
Lain lagi kisah Winny yang mengubah
haluan dari pegawai bagian human resources development (HRD) sebuah
kantor swasta menjadi agen asuransi AIA Financial. Tidak mudah juga saat
mengawalinya karena beban target dan relasi yang minim.
“Tapi ini sebuah pilihan saya
berubah dari orang di belakang meja menjadi orang lapangan,” kata dia.
Umumnya nasabah memilih premi
kisaran Rp300 ribu-500 ribu. Ada juga yang menambah fasilitas asuransinya
dengan biaya penggantian obat dan tindakan medis yang mungkin timbul akibat
suatu penyakit saat di rawat di rumah sakit. Untuk yang begini, nasabah harus
menambahnya dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Kini, profesinya sebagai agen
asuransi AIA Financial sudah memasuki tahun kedua. Teman dekat, tetangga rumah,
dan kerabatnya pun sudah tahu pekerjaan dirinya. Dan, sampai sekarang tidak ada
yang mencibirnya.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan, agen asuransi merupakan profesi
prestius karena bukan hanya menjanjikan pendapatan, tetapi juga jenjang karir.
Jumlah agen asuransi jiwa mencapai 340 ribu orang per September 2012. AAJI
memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan pada para agen yang berprestasi
dalam ajang Top Agent Award Asosiasi Asuransi jiwa Indonesia (TAA AAJI), yang
sekarang memasuki tahun ke-25. Dari acara ini diharapkan para agen makin
semangat seperti tema yang diusung pada pergelaran tahun ini, yaitu “Semangat
Meraih Prestasi Puncak”. (encep saefudin)
Tertarik?? @saadahf
Red : fina